top of page

Menarik, Begini Cara Hadapi Krisis Identitas Muslimah

  • redaksiazzukhruf
  • Apr 21
  • 2 min read

Updated: Apr 25


Di tengah kemajuan teknologi dan derasnya arus informasi global, banyak Muslimah menghadapi tantangan serius dalam menjaga jati diri. Era digital memang menghadirkan beragam kemudahan dan peluang, namun juga membawa pengaruh yang dapat mengaburkan nilai-nilai keislaman. Kehadiran media sosial, tren gaya hidup, dan standar kecantikan yang seringkali bertentangan dengan ajaran Islam menjadi tantangan tersendiri bagi perempuan muslim masa kini.


Seperti yang dijelaskan dalam kitab Nizham Al-Islam karya Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani, terdapat tiga pertanyaan mendasar yang perlu dijawab dalam menjalani hidup: dari mana asal kita, apa tujuan kita hidup di dunia, dan ke mana kita akan pergi setelah kematian.Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani menegaskan bahwa jawaban yang tepat hanya dapat diperoleh melalui al-fikru al-mustanir—yakni pemikiran yang jernih dan mendalam—terhadap hakikat alam semesta, manusia, kehidupan, serta apa yang ada sebelum dan sesudah kehidupan dunia ini. Lalu, apa saja sih hal-hal tersebut?


Pertanyaan pertama: Dari mana kita berasal?

Tentu jawabannya kita berasal dari Allah SWT


Pertanyaan kedua:Apa tujuan kita hidup di dunia?

Yakin untuk beribadah kepada Allah SWT, sebagaimana yang telah tertulis dalam (Q.S. Az-Zariyat:56) yang berbunyi:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Artinya: “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”


Pertanyaan ketiga: Kemana kita akan pergi setelah kematian?

Tentu saja yang kita harapkan setelah kematian yakni Surga-Nya, karena orang yang sebenarnya sukses itu adalah orang yang masuk surga. Dalam Q.S. Al-Mu’minun: 15-16 disebutkan:

ثُمَّ إِنَّكُم بَعْدَ ذَٰلِكَ لَمَيِّتُونَ ١٥ ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَـٰمَةِ تُبْعَثُونَ ١٦

Artinya:”Kemudian, sesungguhnya kamu setelah itu benar-benar akan mati. Kemudian, sesungguhnya kamu pada hari Kiamat akan dibangkitkan.”

 

Pertanyaan-pertanyaan inilah yang seharusnya menjadi landasan identitas seorang Muslimah. Namun di era digital saat ini, ketika berbagai ide, gaya hidup, dan nilai-nilai asing begitu mudah masuk ke dalam kehidupan sehari-hari, banyak Muslimah mulai kehilangan arah dan kebingungan dan mungkin lupa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan fundamental tersebut. Inilah yang kemudian melahirkan krisis identitas, sebuah kondisi di mana nilai-nilai Islam sebagai pijakan hidup mulai tergeser oleh pengaruh luar yang tidak sejalan dengan ajaran agama islam. Kiris identitas dalam pandangan islam yaitu ketika seorang muslim jauh dari syari’at yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.


Adapun kriteria keberhasilan dalam menangani krisis identitas sebagai muslimah di era digital dapat dilihat dari berbagai perspektif, terutama dalam konteks Islam. berikut merupakan beberapa tips dalam menghadapi krisis identitas muslimah:


Salah satu aspek penting adalah pemahaman agama yang mendalam. Seorang muslimah perlu menguasai prinsip-prinsip dasar ajaran Islam dan mampu membedakan antara budaya dan syariat. Ini akan membantunya menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam penggunaan media sosial.


Penguatan identitas diri adalah aspek lain yang krusial. Memiliki keyakinan dan kebanggaan sebagai muslimah, serta mampu mengekspresikannya dengan cara yang positif, akan membantu dalam membangun komunitas yang saling mendukung identitas muslimah. Selain itu, adaptasi terhadap teknologi dengan bijak menjadi penting. Muslimah harus menggunakan teknologi dan media sosial sebagai alat untuk menyebarkan kebaikan dan pengetahuan tentang Islam, sambil menghindari konten negatif yang dapat merusak citranya.


Pendidikan dan literasi digital juga berperan penting. Mengembangkan literasi digital akan memungkinkan muslimah untuk menavigasi informasi secara efektif dan bertanggung jawab, serta mendidik diri sendiri dan orang lain tentang penggunaan media sosial yang etis dan produktif. (Nazmi)

 
 
 

Comments


bottom of page