top of page

Menanggulangi Rasa Insecure: Pandangan Islami untuk Muslimah di Era Digital

  • redaksiazzukhruf
  • Jun 1
  • 2 min read

Di era digital yang serba cepat ini, akses mudah terhadap informasi melalui media sosial memberikan dampak yang signifikan bagi muslimah. Di satu sisi, kemudahan ini membuka peluang komunikasi, akses informasi, dan beragam kesempatan. Namun, di sisi lain, media sosial juga seringkali menjadi sumber rasa insecure, perasaan tidak percaya diri, cemas, dan ragu yang membuat hati tidak tenang.  Perbandingan yang tak bisa dihindari dengan kehidupan orang lain, seringkali menjadi pemicu utama rasa insecure.


Kita sebagai muslimah mungkin sering merasa kurang ketika membandingkan diri dengan orang lain yang tampak memiliki kelebihan, baik fisik (kecantikan, bentuk tubuh) maupun materi (kekayaan, kedudukan). Standar kecantikan dan kesuksesan yang digambarkan oleh media sosial dan budaya semakin memperburuk kondisi. Banyak muslimah yang merasa tertekan untuk mengejar standar yang tidak realistis, terkadang mengabaikan nilai-nilai agama dalam prosesnya.


Cara mengatasi rasa insecure pada muslimah:

1. Menciptakan ruang dukungan

2. Memahami Diri Sendiri

3. Fokus pada Amal Sholeh

4. Menggunakan Media Sosial dengan Bijak

5. Berfokus pada Tujuan Hidup


Namun, Islam menawarkan perspektif yang berbeda tentang kemuliaan dan kebahagiaan sejati bagi seorang muslimah. Hadits dari Abu Hurairah ra yang menyebutkan bahwa, “Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, juga tidak kepada harta kalian akan tetapi Dia melihat hati dan perbuatan kalian” (HR Muslim)


Hadis tersebut menjadi pengingat penting. Kemuliaan seorang muslimah bukan diukur dari kecantikan fisik atau kekayaan materi, melainkan dari ketakwaan dan keimanannya kepada Allah SWT.  


Dengan berpegang teguh pada nilai-nilai Islam, kita akan menemukan rasa aman dan percaya diri yang hakiki.  Inilah kunci untuk mengatasi rasa insecure yang kerap menghantui.  Sebagai muslimah, kita seharusnya merasa lebih khawatir jika mengabaikan hukum-hukum Allah, atau ketika kita berdiam diri sementara banyak muslimah lain berjuang untuk menegakkan nilai-nilai Islam. Kita seharusnya merasa lebih prihatin jika menimbun harta sementara ada saudara seiman yang membutuhkan. Kita seharusnya merasa lebih rendah hati jika amal saleh kita kurang dibandingkan dengan muslimah lain, padahal kita semua memiliki waktu dan kesempatan yang sama.


Oleh karena itu, daripada terjebak dalam perbandingan yang tak sehat dan merusak, fokuslah pada peningkatan ketakwaan dan perbaikan diri. Dengan berfokus pada ibadah, amal saleh, mendekatkan diri kepada Allah, dan memperkuat silaturahmi sesama muslimah, rasa insecure akan tergantikan dengan ketenangan hati dan rasa syukur atas segala karunia-Nya. Kemuliaan sejati terletak pada ketakwaan, bukan pada standar duniawi yang fana.  Jadilah muslimah yang kuat, percaya diri, dan selalu berpegang teguh pada ajaran Islam. Itulah kunci kebahagiaan dan kemuliaan yang hakiki, baik di dunia maupun di akhirat. (Andriani)

 
 
 

Comments


bottom of page